Rahmatan lil 'aalamiin



Jika ada sebuah mesin motor mogok, maka pihak yang paling memahami kondisi mesin ini, paham bagian-bagiannya dengan detail, bukan montir di bengkel. Bukan pula pemilik motor tersebut--karena banyak pemilik motor yang nggak ngerti sama sekali apa itu busi. Yang paling paham adalah: insinyur yang menciptakan mesin motor tersebut. Dia paham banget. Karena dia yang merancang desain awalnya, mulai dari digambar, disusun detail hingga suku cadang, baut dan bagian-bagian terkecilnya. Nah, untuk memudahkan montir dan pemilik motor, maka disertakanlah buku petunjuk atas mesin tersebut. Mulai bagaimana merawatnya, hingga bagaimana memperbaikinya jika rusak.


Maka, di atas muka bumi ini, pihak yang paling memahami tabiat manusia, jelas bukan manusia itu sendiri. Bukan psikolog, bukan orang tua, bukan kita--meski banyak diantara kita yang mengaku bisa memahami diri sendiri. Yang paling memahami tabiat manusia adalah penciptanya. Allah.

Allah-lah yang paling paham. Karena Allah-lah yang membuat kita, menyusun kita dengan fisik dan jiwa. Melengkapi kita dengan sifat2 yang ada. Allah-lah yang paling paham manusia itu seperti apa?

Dan kabar baiknya, Allah sungguh Maha menyayangi kita. Allah memberikan petunjuk yang sangat baik untuk memahami tabiat manusia (kita) tersebut. Itulah sebabnya, di dalam Al Qur'an, didaftar begitu banyak sifat-sifat manusia. Mulai dari yang kecenderungan buruk, hingga yang kecenderungan baik. Pun, di dalam kitab suci, didaftar cara-cara terbaik jika kita mentok atas sifat manusiawi kita. Diberikan solusinya. Diberikan cara 'memperbaikinya'.

Salah-satu solusi baik mengatasi sifat2 manusiawi kita jika eror adalah petunjuk dua kalimat yang diulang secara beruntun: "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS 94, 5-6). Kalimat ini diulang dua kali, dan itu tiada lain untuk menegaskan betapa pentingnya kalimat ini.

Allah sungguh maha penyayang, Allah sungguh menyayangi ciptaannya. Kita tidak pernah dibiarkan rusak, eror, ngaco dalam hidup ini. Kita TIDAK PERNAH dibiarkan sendirian menghadapi sifat yang melekat pada kita sendiri. Kita diberikan lampu petunjuk paling mengagumkan yang pernah ada. Nah, tinggal kitanya, apakah mau menuruti petunjuk tersebut, meyakininya, atau sebaliknya terlalu banyak alasan, ngeles, bersifat lidah, seperti amatiran sok tahu yang sedang membongkar mesin motor. Bukannya mengikuti petunjuk, malah berimprovisasi sendiri, hingga bukannya beres mesinnya, tapi malah tambah rusak.


Rahmatan lil 'aalamiin Rahmatan lil 'aalamiin Reviewed by dpy on November 22, 2013 Rating: 5

No comments:

dpy
www.dpy.my.id. Powered by Blogger.