DILEMATIKA PENDIDIKAN TERPADU DI TK ISLAM "--” YOGYAKARTA



TK Islam  “maaf tidak disebutkan” berdiri pada tanggal 18 Agustus 1989. Sebelumnya yang didirikan pertama kali adalah TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an)  “maaf tidak disebutkan”. Setelah berjalan satu tahun, Ibu Hj. Mustaqillah Munir berkeinginan mendirikan TK Islam karena lokasi kelas yang digunakan TPQ di sore hari sehingga pagi hari kelas kosong.
Setelah diadakan seleksi guru TPQ, ternyata ada beberapa guru yang lulusan SPG/SD. Maka dengan modal keyakinan yang kuat berdirilah TK  “maaf tidak disebutkan”. Guru yang pertama kali diangkat ialah Ibu Nurdiana dibantu Ibu  Sri Hajar Lestari dan Ibu Tumiati. Mereka sepakat mengangkat Ibu Hj. Mustaqillah sebagai kepala TK dan TPQ  “maaf tidak disebutkan”.

            Keadaan murid pertama kali terdaftar hanya 9 anak (6 anak laki-laki dan 3 anak perempuan). Sebagai pengurus TKI  “maaf tidak disebutkan” pertama kali adalah Ibu Hj. Soeroyo, Ibu Tatik Burhan, dan Ibu Fanani.
Setelah berjalan lima tahun Bp. H. Amien Mansoer (almarhum) mengusulkan ke Kanil Depdikbud Propinsi DIY sebagai TK resmi tercatat, tetapi belum berhasil terealisasi. Setelah kepemimpinan yayasan diganti oleh Bp. H. Soedarmadi , Pengurus TK ditiadakan dan hal-hal yang menyangkut TK ditangani langsung oleh Yayasan  “maaf tidak disebutkan”. Khususnya pada bidang pendidikan yang diketuai oleh Bp. Sarwoko MK. Beliau kemudian menindaklanjuti proposal pengajuan pencatatan TK Islam  “maaf tidak disebutkan” ke Depdikbud Propinsi DIY. hasilnya TK Islam  “maaf tidak disebutkan” resmi terdaftar pada tanggal 25 Januari 1997 dengan SK Nomor: 364/113.1/Kpts/1997. Untuk lebih melancarkan kegiatan belajar mengajar di TK islam  “maaf tidak disebutkan”, segera diangkat Ibu Hj. T. Sarwoko sebagai penanggung jawab Kepala TK dan Ibu Tumiati sebagai Wakil Kepala TK.
            Kemudian pengurus Yayasan mengajukan permohonan bantuan guru dpk dari Depdikbud. maka ditugaskanlah Ibu Sulastri Yusro pindahan dari TK ABA Kauman Yogyakarta demi mengembangkan dan memajukan TK Islam  “maaf tidak disebutkan”. Penugasan resmi dari Kadin P & K Kotamadya Yogyakarta pada tanggal 01 September 2002 dan diangkat sebagai kepala TK difinitif mulai 01 Juni 1999 sampai dengan 25 Februari 2010. Mulai tanggal 26 Februari 2011, Ibu Hj. Sulastri Yusro, A.Ma. Purna tugas dan digantikan oleh Ibu Suryanti, S.Pd.AUD sebagai pelaksana  harian (Plh. Kepala TK Islam  “maaf tidak disebutkan”) yang ditunjuk oleh Pengurus  Yayasan  “maaf tidak disebutkan” sampai dengan sekarang.
            TK, KB, dan TAA  “maaf tidak disebutkan” Yogyakarta adalah lembaga Pendidikan Islam Pra Sekolah yang diselenggarakan oleh Yayasan  “maaf tidak disebutkan” Yogyakarta yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan Islam untuk anak-anak dan remaja.
            Sejak berdiri pada tanggal 18 Agustus 1989 dan resmi terdaftar di Depdikbud (sekarang Depdiknas) dengan SK Kakawil Depdikbud Prop DIY nomor: 364/113.1/kpts/1997 pada 1 Januari 1997. TK, KB, dan TAA Islam  “maaf tidak disebutkan” telah berkiprah nyata dan mampu menunjukkan diri sebagai salah satu yang terkemuka di DIY.
            Yayasan ini mempunyai ciri khusus dalam pembelajarannya yaitu atraktif dengan kegiatan bermain sambil belajar yang terintegrasi dengan pendidikan, keimanan, dan ketaqwaan dengan menggunakan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang terintegrasi dengan kurikulum DEPAG dan Yayasan  “maaf tidak disebutkan” Yogyakarta.
Adapun Visi TK Islam  “maaf tidak disebutkan” Yogyakartaadalah sebagai berikut :
Terwujudnya generasi muslim yang unggul, berprestasi, berakhlak muia dengan landasan iman dan taqwa, dan menguasai iptek yang maju.
Sedangkan misi dari TK Islam  “maaf tidak disebutkan” ialah :
  1. Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang terintegrasi antara imtaq, iptek dan permainan (bermain).
  2. Memberikan motivasi kepada peserta didik untuk selalu mampu mengekspresikan diri secara spontan, kreatif dan inovatif.
  3. Memberikan kesempatan dan layanan bimbingan kepada peserta didik untuk mengenal dan mengembangkan kemampuan serta potensi yang dimiliki.
  4. Menyelenggarakan pembinaan keimanan dan ketaqwaan kepada peserta didik dengan metode yang menyenangkan.
  5. Mengusahakan peningkatan kualitas dan potensi guru serta penyempurnaan sarana dan prasarana yang memadai.
Ibu Suryanti, S.Pd.AUD selaku Kepala TK Islam  “maaf tidak disebutkan” dalam pidatonya menuturkan bahwasanya pendidikan merupakan kunci untuk menapaki masa depan. Pendidikan menjadi penting artinya karena melalui pendidikanlah yang menentukan arah kehidupan melalui proses pembelajaran antar generasi. Melaui proses sosialisasi, enkulturasi di dalam institusi primer yaitu dalam keluarga. Dari situlah proses pewarisan unsur budaya dalam hal ini adalah pembelajaran dilakukan pertamakali. Di dalam literature ilmu sosial disebutkan bahwa kebudayaan didefinisikan sebagai suatu keseluruhan sistem ide, sistem sosial, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia melalui proses belajar. Ini berarti kunci pokok dari kehidupan manusia itu terletak dari adanya proses belajar.
Sedemikian pentingnya pendidikan ini dalam hidup, maka pendidikan selalu menjadi ranah selalu hangat untuk diperbincangkan. Suatu kondisi yang tidak boleh tidak ada seandainya kita mau meneliti tentang perkembangan pendidikan di negeri kita ini adalah faktor kesejarahan.Bagaimanapun juga sejarah warisan kolonial Belanda turut membentuk wajah pendidikan Indonesia.
Kalau kita perhatikan, dari jaman kolonial sampai sekarang ada tendensi yang mengarah pada pola akibat bentukan budaya yang mengakar kuat.Fenomena pembagian menjadi dua bagian antara negeri dan swasta, umum dan agama, sentralistik dan desentralisasi, menejemen berbasis sekolahan dan menejemen berbasis pusat, kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum berbasis pengetahuan, kesemuanya itu lebih kita tempatkan sebagai fakta sejarah.
Fonemena dualisme keilmuan yang sekarang melanda umat Islam itu relative baru (kira-kira awal abad 19 M, ketika bangsa Islam mulai dijajah).Dulaisme lembaga pendidikan sekarang ini ada yang disebut sekolah umum dan ada diistilahkan sekolah agama, dimana terciptalah sarjana agama yang begitu pintar ilmu syariah, tapi tidak tahu menahu-tahu tentang ilmu umum. Begitu sebaliknya seorang profesor kimia, misalnya pintar sekali dibidangnya, tapi selalu mengatakan ,saya ini orang awam untuk urusan agama. Untuk itulah, dari hal tersebut menjad ala an utama TK Islam  “maaf tidak disebutkan” ini dibangun, yaitu sebagai sarana pendidikan usia dini yang tidak mendikotonomikan ilmu dunia maupun akhirat, sehingga keduanya imbang, dan tujuan dari TK ini pun tercapai, yaitu :
  1. Dapat terselenggaranya pendidikan anak usia dini yang profesional dan bertanggung jawab.
  2. Dapat menyiapkan peserta didik yang unggul untuk memasuki jenjang pendidikan tingkat besar.
3.      Dapat memberikan layanan pengasuhan agar tebentuk kepribadian muslim yang kreatif, mandiri, berprestasi, berakhlak mulia dan unggul dalam imtaq dan iptek.
Hasil penelitian menunjukkan dalam pelaksanaan pembelajaran, TK Islam  “maaf tidak disebutkan” menggunakan system pembelajaran terpadu dengan :
(1). Konsep pembelajaran terpadu yang digunakan di TK Islam  “maaf tidak disebutkan” mengacu kepada empat sumber utama yaitu kurikulum Diknas, Depag, Yayasan dan buku panduan paket alif. Dari keempat sumber ini dihasilkan sebuah kurikulum yang dijabarkan menjadi materi pembelajaran.
(2) Pelaksanaan pembelajaran terpadu materi imtaq, dan iptek di TK Islam  “maaf tidak disebutkan” ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, hal-hal tersebut antara lain: materi pembelajaran, metode pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi. Materi pembelajaran diambilkan dari kurikulum yang telah dirancang, untuk metode pembelajaran berdasarkan kemampuan tenaga pengajar serta kebutuhan dalam pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran merupakan aplikasi dari konsep yang telah dirancang yang kemudian akan diketahui hasilnya melalui evaluasi.
Ibu Sri Yati Lestari, S. Pd.AUD yang merupakan salah satu wali kelas menuturkan bahwasanya dalam mencapai indicator visi dan misi terdapat beberapa kendala, antara lain:
1.      Terbatasnya waktu untuk lebih menekankan pada konsep aplikatif dalam pengajaran agama.
2.      Terbatasnya jumlah guru yang mendampingi di kelas menyebabkan siswa kurang mendapat perhatian secara merata, sehingga materi tidak tersampaikan secara sempurna kepada seluruh siswa.
3.      Belum adanya pembiasaan secara rutin untuk menerapkan pengajaran agama dan konsep aplikatif.
Dari hasil pengamatan dan wawancara yang saya lakukan di TK Islam  “maaf tidak disebutkan” Yogyakarta, sisi positif yang bisa diambil dari lembaga pendidikan tersebut ialah :
Kedisiplinan dan kegigihan para guru untuk mendidik anak-anak menjadi generasi yang berprestasi dan selalu menjadi juara dalam perlombaan intra maupun ekstra kulikuler, terbukti dengan banyaknya piala dan piagam yang sudah didapat.
Sedangkan sisi negative yang perlu diubah dan diperbaiki ialah :
1.      TK Islam  “maaf tidak disebutkan” memang sudah menyelenggarakan system pembelajaran yang terpadu, akan tetapi belum menerapkan konsep pendidikan yang terpadu, yang mencakup multidimensional, integral, holistic, universal, maupun inklusif. Dari situlah indicator visi dan misi yang diinginkan susah untuk tercapai.
2.      Guru yang disiplin, ulet dan tekun mencetak anak-anak yang juga disiplin. Akan tetapi, disiplin karena takut hukuman, bentakan maupun marahnya guru. Pendidikan di TK Islam belum menerapkan konsep pendidikan Tauhid yang melahirkan anak berjiwa merdeka, sehingga meskipun pendidikan di TK ini bisa membentuk peradaban yang bermartabat, tetapi masih memungkinkan bahwa ketakutan pada selain Allah masih terjadi.
3.      Kurangnya pemahaman guru bahwasanya indicator keberhasilan bukan hanya terletak dalam keberhasilan prestasi siswa dalam belajar, melainkan juga dalam penerapan konsep aplikatif. Hendaknya guru bisa menjadi life curriculum , menjadi contoh dan teladan bagi siswa bukan hanya sebatas bertanggungjawab untuk mengajarkan saja.
4.      Tidak adanya pembiasaan penerapan konsep agama yang berulang-ulang menjadikan anak belum mampu untuk melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya kepada Allah , hal ini menjadi tugas seorang guru untuk menanamkan, “maaf tidak disebutkan”h pembiasaan. Siswa bisa karena terbiasa.
5.      Terbatasnya waktu menjadi kendala, dari situ muncul pemikiran bahwasanya jam belajar hanya pada jam sekolah, sehingga setelah selesai sekolah anak merasa terbebas untuk tidak belajar dan untuk melakukan apa saja yang dia inginkan. Perlunya dilakukan perubahan kurikulum, untuk memaksimalkan waktu pembelajaran sehingga pembiasaan maupun penerapan konsep aplikatif bisa tercapai, dengan konsep full day school misalnya.
Keberhasilan misi Islam yang diemban oleh TK Islam  “maaf tidak disebutkan” sangat bergantungdengan proses penerapan system pendidikan terpadu yang digalakkan. 
DILEMATIKA PENDIDIKAN TERPADU DI TK ISLAM "--” YOGYAKARTA DILEMATIKA PENDIDIKAN TERPADU DI TK ISLAM "--” YOGYAKARTA Reviewed by dpy on June 08, 2013 Rating: 5

3 comments:

  1. kami pabrik permainan untuk TK, PAUD, TK IT, TK BIAS, Taman bermain
    siap melayani pengadaan alat bermain anak OutDoor atau Outbond
    siap mendesain permainan lain yang mendukung pendidikan anak yang baik

    untuk melihat produk kami dan informasi klik=

    http://jualmainantkmurah.blogspot.com/

    ReplyDelete

dpy
www.dpy.my.id. Powered by Blogger.