Pendidikan Terbaik untuk Putra-PutriKu


# Faktor- faktor yang mempengaruhi pendidikan anak
Di samping orang tua, ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi pendidikan anak. Perhatikanlah, agar anda dapat memanfaatkan semaksimal mungkin faktor-faktor tersebut untuk mengarahkan anak anda kearah yang baik. Diantara factor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
__saudara dan kerabat anak anda
©       Orang tua harus mengontrol dan mengarahkan perilaku anak terhadap saudara-saudaranya. Tanamkan dalam diri anak anda sikap menghormati orang yang lebih tua, dan ajarkan pada orang yang lebih tua untuk menyayangi anak, sesuai dengan sabda Rasulullah s.a.w, “Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak mengetahui hak orang tua dan tidak menyayangi anak kecil”
©       Perilaku anak terhadap saudara-saudaranya
©       Pisahlah tempat tidur anak-anak anda ketika mencapai usia remaja dan hampir balig.
__teman-teman anak anda, baik tetangga, di sekolah maupun di tempat-tempat perkumpulan lainnya seperti tempat kursus hafalan Al-Qur’an dan lain sebagainya.
©       Dorong anak anda untuk memilih teman yang baik
©       Awasilah,Cegahlah keburukan dan kerusakan pada anak anda
__guru dan pengasuh anak anda
©       Carilah guru dan pengasuh yang saleh !
__media massa, baik cetak maupun elektronik
©       Di sebagian besar Negara, media massa baik cetak maupun elektronik memiliki pengaruh negative yang besar.
Karenanya, berapa banyak akhlak yang menjadi rusak, berapa banyak perbuatan tidak senonoh terjadi, brapa banyak anak yang durhaka terhadap orangtuanya, berapa banyak orang mengkhianati teman-temannya, dan kedzaliman-kedzaliman lainnya.
Media massa tidak ubahnya seorang teman. Ia bisa menjadi teman yang baik, atau teman yang tidak baik. Jika memang dapat mendorong pada kebaikan, terimalah dan jangan disingkirkan !
__lingkungan tempat tingggal anak, dengan moralitas, tradisi, etika, pandangan, dan kondisi yang ada di dalamnya.
__tempat-tempat dimana anak sering menghabiskan waktunya, seperti di masjid atau di tempat-tempat lainnya yang semuanya dapat memberi pengaruh besar terhadap anak.
__tamu-tamu yang datang ke rumah  anda dan orang-orang yang datang mengunjungi anak anda.
©       Kehadiran tamu, akan berpengaruh pada pendidikan anak, tidak sediki tamu yang datang dengan membawa kebiasaa, tradisi, dan akhlak tertentu. Tamu yang saleh akan mempengaruhi akhlak anak, begitu juga sebaliknya. Karena itu, orangtua, harus mampu mengendalikan anaknya ketika bersama tamu.
__kegiatan-kegiatan rekreasi dan wisata yang diikuti anak.
Factor-faktor inilah yang turut memberikan pengaruh dalam pendidikan anak disamping orang tua. Untuk itu, sebagai orang tua, kita harus memperhatikan dan mengarahkan factor-faktor di atas agar dapat mendatangkan manfaat bagi anak.
#Anak, Rukun Iman dan Rukun Islam
Anak-anak harus mengetahui pokok-pokok keimanan dan rukun-rukun islam. Mereka harus mengenal Allah s.w.t., malaikat, kitab-kitab suci, para Rasul, hari akhir, dan belajar mempercayai takdir buruk dan baik. Mereka harus belajar mengucapkan dua kalimat syahadat, shalat, puasa, hokum-hukum zakat dan haji. Usahakan agar mereka hafal Al-Qur’an, hadist-hadist shahih, kisah-kisah para Nabi, sejarah orang-orang mulia dan shaleh, dan semua cerita yang mendekatkan anak pada Allah s.w.t, surga, dan Ridha-Nya, serta menjauhkan anak dari murka, siksa dan neraka-Nya.
#Mengajarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah
Al- Qur’an dan As-Sunnah adalah ilmu yang paling utama dan amalan yang paling mampu mendekatkan seorang hamba kepada Tuhannya. Ada keutamaan dan pahala yang besar dalam mempelajarib Al-Qur’an dan As-Sunah. Demikianlah yang dianjurkan Allah s.w.t. dan Rasul-Nya.
Nabi s.a.w besabda,”Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”
#Anak dan kisah tokoh-tokoh Mukmin
a.       Ibrahim a.s
Dialah kekasih Allah, Ibrahim “sang penepat janji”. Allah memberinya petunjuk di usianya yang masih belia.
Ibrahim mendapati kaumnya dalam kesesatan, maka ia tak mau bersama orang-orang yang bodoh. Ia renungkan batu-batu yang disembah oleh kaumnya, maka ia tahu bahwa batu-batu itu tiada dapat memberi manfaat mudharat,  tiada dapat mendengar dan melihat, tiada dapat memberikan pertolongan apapun. Karena itu, ia memutuskan untuk meninggalkan batu-batu itu, bahkan bertekad menghancurkannya. Maka ia pun menghancurkan semua batu itu kecuali yang paling besar. Hal itu sengaja ia lakukan agar orang-orang yang bertanya kepada berhala yang paling besar itu, siapakah gerangan yang menghancurkan Tuhan-Tuhan mereka yang lain. Demikianlah yang dilakukan Ibrahim muda.
b.      Isma’il a.s
Perhatikan ketenangan hati yang Allah anugerahkan kepada Isma’il, ketika Ayahnya berkata, “Hai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah, apa pendapatmu?” (QS. Ash-Shaffat :102)
Apa gerangan jawaban anak yang berbakti ini?
Ia menjawab pertanyaan ayahnya ini dengan jawaban yang luar biasa,

“Hai Bapakku ! kerjakan lah apa yang diperintahkan kepadamu! InsyaAllah kamu akan mendapatknku termasuk orang-orang yang sabar” (QS. Ash-Shaffat :102)
Itulah akhlak mulia, keimanan, kesabaran dan keteguhan yang dimiliki Isma’il a.s.
c.       Yusuf a.s
Yusuf adalah pemuda yang memperoleh cobaan lebih besar dari anugrah cobaan yang dipaparkan hadist Nabi s.a.w berikut, “Tujuh golongan orang yang Allah naungi dengan naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.”
Disetiap golongan yang disebut hadist ini, Yusuf a.s mendapatkan anugrah yang lebih besar. Ketika seorang wanita cantik yang memiliki kekuasaan mengajaknya menikmati indahnya dunia, namun ia menolaknya. Padahal wanita itu yang memaksanya dan telah mengunci semua pintu rumahnya. Yusuf berkata,
“Aku berlindung kepada Allah. Sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang yang dzalim tiada akan beruntung.” (QS. Yusuf :23)
Sungguh, ia adalah seorang yang mensucikan diri, menjauhi perkataan kotor, perbuatan zina, pengkhianatan dan perbuatan keji. Semoga Allah member rahmat dan keselamatan kepadanya!
d.      Yahya ibn Zakariya a.s
Dialah orang yang memiliki nama yang belum pernah dimiliki orang sebelumnya.
Tidak ada seorangpun sebelumnya yang bernama Yahya ! Dan tidak ada seorang sebelumnya yang menyamainya.
Allah menganugrahinya pemahaman, hikmah, kecerdasan, ketetapan hati, dan kesungguhan dalam beribadah dan berbuat kebaikan semenjak kanak-kanak.
e.      Sekelompok pemuda penghuni gua
Mereka adalah ashhab al-kahf (para penghuni gua). “Mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tamnahkan kepada mereka petunjuk.” (QS. Al-Kahfi : 13)
Mereka adalah sekelompok pemuda yang mendapati kaumnya dalam kesesatan,lalu mereka enggan untuk mengikuti kesesatan mereka dan memutuskan untuk meninggalkan keluarganya,tanah air,handai tolan dan sahabat . Kekerabatan dan persahabatan tidaklah bermanfaat di hari kiamat: hari dimana harta, anak, sahabat, dan pertolongan tidak lagi berguna. Bahkan, kekerabatan  dan persahabatan akan berubah menjadi permusuhan dan laknat bila tidak didasari oleh perintah Allah dan tidak dimaksutkan untuk menempuh jalan Allah.
Para pemuda itu telah memutuskan untuk meninggalkan kekufuran, keluarga serta rumah mereka. Mereka lari membawa agama mereka, hingga harus tinggal dan berdiam di sebuah gua.
f.        Pemuda penghuni parit
Ia adalah seorang pemuda yang Allah berikan kepadanya petunjuk. Ia berfikir dan kemudian memilih yang haq daripada yang bathil. Ia mendahulukan keimanan daripada sihir dan kekufuran. Ia mengorbankan dirinya di jalan Allah dan demi dakwah ke jalan Allah.
g.       Ali r.a.
Inilah Ali, seorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, hingga Allah dan Rasul-Nya juga mencintainya.
Inilah Ali muda dengan keberanian dan pengorbanannya demi agama dan Rasulullah s.a.w.
h.      Anak-anak ‘Afra : Mu’adz dan Ma’udz
Mereka berdua adalah pembunuh Abu jahal ibn Hisyam. Lihatlah kekuatan tekad mereka memilih dua pilihan hidup : membunuh Abu jahal, si musuh Allah, atau mati syahid.
i.         Abdullah Ibn Abbas
Dialah tinta umat ini. Dialah orang yang Rasulullah doakan agar diberi pemahaman dalam agama. Kecerdasan dan semangatnya sudah terlihat saat dia masih kanak-kanak. Ibn abbas unggul dan melebihi para sahabat yang lain. Ilmu harus didapat dengan belajar, dan kesabaran didapat dengan bersabar. Barangsiapa mencari kebaikan maka Allah akan memberinya, dan barangsiapa yang takut dengan kejelekan maka Allah akan menjauhkannya!
#Wara’, Syubhat, dan Haram
Ajari anak-anak anda sikap wara’ dan menjauhi perkara-perkara syubhat dan haram.
Hasan ibn Ali r.a. berkata,Aku ingat Rasulullahs.a.w.bersabda,” Tinggalkanlah segala apa yang meragukanmu, dan beralihlah pada hal-hal yang tidak meragukanmu.” Yakni perkara-perkara yang membingungkan dan membuatmu ragu, maka tinggalkanlah, dan beralihlah pada perkara-perkara yang tidak ada keraguan lagi di dalamnya.
Sungguh! Ini adalah pendidikan kesalehan, proses pembiasaan anak dalam keta’atan dan hidup dalam kehalalan. Kita hendaknya memilih dan menunjukkan untuk anak-anak kita hal-hal utama dalam agama mereka. Apalagi jika mereka siap dan mau menerimanya.
#Anak dan Etika Islam
Sebagai seorang Ayah, hendaknya anda mengajari anak-anak anda etika islam, seperti etika makan, minum, berpakaian, jujur dalam berbicara, menepati janji, berani dan dermawan.
a.       Etika Makan
Anak-anak yang masih kecil hendaknya tidak dibiarkan melanggar etika makan dan minum. Ajarilah mereka etika yang telah diajarkan Rasulullah dalam hal ini, selama mereka mampu dan mengerti. Perhatikanlah bagaimana Rasulullah mengajarkan etika kepada Umar ibn Abi Salamah, ketika ia menjulurkan tangannya di atas hidangan ke sana- ke mari. Al –Bukhari dan Muslim meriwayatkan, dari Umar ibn Abi Salamah r.a., ia berkata, adalah aku dalam asuhan Rasulullah s.a.w. dan tanganku menjulur di atas hidangan ke sana ke mari. Maka beliau bersabda kepadaku,”Wahai anakku ! Sebutlah nama Allah ! makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang ada di dekatmu !”
Maka hendaklah anak-anak di ajarkan akan hal itu. Hendaknya kedua orang tua kumpul bersama dengan anak-anaknya ketika makan. Karena dalam kebersamaan ada persatuan, dan dalam kebersamaan ada keberkahan.
Ketika makanan tersedia banyak, anda dapat membiarkan setiap anak mengambil sesukanya. Namun adakalanya, makanan tersebut harus dibagikan. Karena diantara mereka bisa jadi ada yang malu mengambilnya sedangkan yang lain tidak. Jika perlu, maka tak ada salahnya anda membagi-bagikan makanan tersebut.
Terkadang sebagian anak mencela makanan yang disuguhkan kepada mereka. Maka dalam hal ini, hendaknya anda menasehati mereka, “Janganlah engkau cela makanan itu ! jika engkau suka maka, makanlah ! Dan jika engkau tidak suka, maka akan aku beri makanan lain. Aku tidak suka engkau mencel makanan.”
Ajarkan pula kepada anak-anak etika lain yang behubungan dengan makan dan minum seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah s.a.w.
b.      Ingkar janji dan berbohong
Kita, sebagai orang tua, jangan pernah berbohong atau mengingkari janji kita kepada anak-anak kita. Karena mereka akan belajar berbohong dan ingkar janji dari kita. Ingkar janji adalah tindakan yang menyalahi sunnah Rasulullah s.a.w
Nabi s.a.w bersabda,”Tanda orang munafik ada tiga: bila berkata ia berbohong, bila berjanji ia ingkar dan bila dipercaya ia berkhianat.” Melanggar janji dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan. Selain belajar melnggar janji dan berbohong dari kita, anak-anak juga tidak akan percaya terhadap kata-kata oang tuanya lagi.
c.       “Janganlah orang – orang Badui mengalahkan kalian dalam member nma-nama shalat kalian !”
Ini adalah sabda yang diucapkan Rasulullah s.a.w. Dari ucapan ini kita dapat menyimpulkan sebuah etika yang dapat kita gunakan untuk meluruskan ucapan dan bahasa yang sering dipakai anak-anak, bahkan orang-orang dewasa.
Apakah yang melatarbelakangi sabda Rasulullah ini? Dan apa pentingnya dalam pembahasan kita kali ini?
Sabda Rasul di atas merupakan prinsip-prinsip yang penting dalam pendidikan. Adapun latar belakangnya :
Seperti yang telah kita ketahui, shalat isya memiliki dua nama. Pertama, adalah isya’ seperti yang difirmankan Allah dalam Al-Qur’an. Dan yang kedua adalah, atamah seperti yang pernah disabdakan Rasulullah s.a.w.
Nama yang sering dipakai Rasulullah dan lebih disukai adalah “isya’”, seperti yang tersebut di dalam Al-Qur’an. Dengan demikian, kata yang semestinya masyhur dan dipakai adalah kata yang disebut di dalam Al-Qur’an dan lazim digunakan orang-orang Quraisy dan penduduk Madinah. Begitu pula dengan kata-kata lainnya.
Lalu pelajaran apa yang dapat kita petik dari sabda Rasulullah ini?
Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari sabda Rasul di atas. Nabi s.aw tidak suka jika bahasa orang Badui mengalahkan bahasa orang Quraisy dan Madinah, padahal orang Badui juga orang Arab. Jadi akankah Rasulullah suka jika bahasa Perancis dan bahasa Inggris mengalahkan bahasa kaum Muslimin?
Akankah beliau suka jika “papa” dan “mama” mengalahkan ”abi” dan “umi”?
Akankah beliau suka jika “uncle” mengalahkan “ ’ammi” dan “khali” (paman)?
Dan lainnya, akankah beliau suka jika kata-kata ini menguasai dan mengalahkan bahasa Al-Qur’an dan bahasa kaum Muslimin?
Hendaknya kita juga waspada terhadap kata-kata yang diucapkan anak-anak kita, terlebih kata-kata dan kalimat yang mengandung makna syirik, bid’ah dan khurafat.
Waspadailah anak-anak kita dari kata yang memiliki unsur-unsur syirik, sumpah-sumpah dengan selain Allah dan kata-kata kotor. Berdoalah kepada Allah agar mereka terhindar dari hal-hal itu.
d.      Anak dan pakaian
Pakaian anak-anak, baik laki-laki ataupun perempuan, harus diatur dan dijaga sesuai dengan umur dan badan mereka, hingga tidak menimbulkan fitnah. Karena itu, hendaknya kita menjauhkan dari anak-anak pakaian yang menjadi cirri khas orang-orang Kafir dan orang-orang Fasik. Di samping itu, pakaian yang kita pilih untuk anak-anak kita hendaknya tidak menampakkan aurat atau terlalu ketat.
^ anak laki-laki makruh memakai emas
^ perintahkan dan latihlah anak perempuan untuk mengenakan jilba b dan menjauhi laki-laki yang bukan mahram-nya sebelum sampai masa baligh, agar tidak memunculkan fitnah.
#Anak dan Ilmu-Ilmu Duniawi
Anak-anak sebaiknya dianjurkan untuk menguasai ilmu-ilmu duniawi yang bermanfaat bagi mereka dalam menghadapi musuh-musuh Allah. Nabi s.a.w bersabda,”Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.”
Segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk hidup berhak dipelajari oleh anak-anak kita, selama mereka membutuhkannya. Setiap orang yang memperhatikan kitab Allah dan sunnah Rasulullah s.a.w akan mengetahui bahwa berbagai macam profesi keduniaan telah dsinggung di dalamnya, sekalipun secara sederhana.
Tentang ilmu hitung, misalnya, Allah s.w.t berfirman,”Dan supaya kamu mengetahui bilangan-bilangan tahun-tahun dan perhitungan” (QS. Al-Isra’:12)
Tentang kesehatan, Nabi bersabda, “Berobatlah kalian sesungguhnya Allah tidak membuat penyakit kecuali membuat untuknya obat, kecuali satu penyakt yaitu : ketuaan.”
Tentang menggembala dan bertani, firman Allah s.w.t “Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu!” (QS. Thaha : 54)
Begitulah, dan masih banyak bidang profesi lainnya yang dipaparkan di dalam Al-Qur’an . seorang anak hendaknya mempelajari dan meguasai salah satu bidang dari sekian bidang profesi yang ada. Ia tidak boleh menjadi beban masyarakat : meminta-minta belas kasihan orang lain. Tagan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Oleh karena itu, seoran anak hendaknya mengambil bagiannya dalam mempelajari lmu-ilmu yang dibutuhkan banyak orang dalam masalah keduniaan mereka, seperti membaca, menulis, menghitung, belajar bahasa, dan lain-lain. Semua ini biasanya dapat dicapai dengan menyekolakan anak di sekolah-sekolah tertentu. Ambillah hal-hal positif dari sekolah yang telah mengajarkan pendidikan kepada anak kita, namun demikian kita harus tetap waspada dan hati-hati. Diantara langkah kewaspadaan yang perlu kita ambil adalah :
§      Memilih sekolah yang kurikulumnya mengacu pada pendidikan nilai-nilai kebaikan dan keutamaan, berlandaskan Al-Qur’an danAs-Sunnah -di samping mengajarkan ilmu-ilmu dunia.
§      Memilih sekolah yang dipimpin orang-orang shaleh dan baik, dibantu para pengajar ahli yang bertaqwa dan berakhlak mulia.
§      Mengikuti perkembangan kurikulum yang diajarkan dan waspada terhadap tema-tema pelajaran yang menyalahi syari’at agama. Tidak sedikit sekolah-sekolah yang mengajarkan pandangan-pandangan atheis dan menokohkan beberapa tokoh, yang berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya, sebagai pahlawan-pahlawan pemberani.
§      Menjauhkan anak dari sekolah yang membaurkan murid laki-laki dan perempuan. Karena ini dapat menimbulkan hal negative.
§      Mengenali teman anak-anak. Teman yang jelek seperti seorang peniub ubub (alat peniup api pande besi), dan teman yang baik seperti seorang penjual minyak kasturi, sebagaimana disabdakan Rasulullah s.a.w. Dari sini, seorang ayah harus menjauhkan anak-anaknya dari teman-teman yang jelek dan membawa kerusakan. Hendaknya sang ayah memilihkan teman-teman yang shaleh dan baik untuk anak-anaknya. Tindakan ini dapat membantu seorang ayah dalam mendidik anak-anaknya, deng izin Allah.
§      Memperingati anak agar tidak curang di dalam ujian. Nabi Muhammad s.a.w bersabda,” Barangsiapa yang menipu Kami, maka ia bukan termasuk golongan Kami.” Selain itu, si anak hendaknya juga diperingatkan agar tidak dengi dan menggunjing teman-temannya, dan tidak melakukan larangan-larangan agama lainnya.
§      Menjalin hubungan dengan sekolah dan pengajar, selalu menanyakan perkembangan anak-anak. Agar mudah mengantisipasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan mereka.
Dan Allah adalah sebaik-baiknya Yang Menjaga dan Dia adalah Maha Pengasih.

#Menikahkan Anak
Di antara kebaikan orangta yang diberikan kepada anak adalah segera menikahkan anak jika telah dipandang siap dan mampu bertanggungjawab. Dengan menikah, anak akan terhindar dari perbutan-perbuatan yang jelek dan tercela. Allah s.w.t berfirman “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yag layak(menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan!” (QS. An-Nur :32)
Seperti yang kita ketahui, ketertarikan laki-laki kepada perempuan, atau perempuan kepada laki-laki, adalah anugerah yang luar biasa.
Seorang anak apabila telah sampai baligh dan memiliki syahwat, akan mencari jalan untuk melampiaskan syahwatnya, entah dengan menggoda gadis-gadis, onani, atau berzina. Dewasa ini, tidak banyak remaja yang patuh kepada perintah Allah untuk menjaga kesucian mereka.
Demikian pula dengan para gadis. Ketika mereka telah haidz, dan memiliki syahwat, sedikit dari mereka yang takut kepada Allah dan menjaga dirinya. Bahkan, banyak dari mereka yang melakukan apa yang dilakukan oleh gadis-gadis fasik, seperti menggoda, merayu, bertemu laki-laki dan bersenda gurau dengan mereka.
Karena itu, jika anda seorang ayah yang diberikan keluasan, hendaknya anda kawinkan putra dan putrid anda, dan bantulah mereka dalam memilih pasangan yang shaleh. Dengan catatan, lakuanlah semampu anda. Jangan terlalu memaksakan diri.
Dari sisi agama, pernikahan menghindarkan fitnah, hingga terjaga kesucian diri dan kehormatannya.
Sedang dari sisi dunia, ia mampu member keturunan dengan mudah, karena ia menikah di usia muda dan subur.
Ingatlah , sebuah pengecualian! menikahkan putri anda bukan berarti memaksanya untuk menikahi laki-laki tertentu. Menikahkan seorang gadis dengan laki-laki yang tidak ia sukai terkadang dapat merusak kehidupan dunia dan agama si wanita. Karena ia tidak merasa puas dengan suaminya. Dan dengan demikian, pehatian dan perasaannya akan mengarah kepada orang lain. Ia pun tidak akan menunaikan hak suaminya. Dari sini kehancuran rumah tangga bermula. Kemarahan aka nada terus menerus dan masalah-masalah akan tetap betah. Semua  ini adalah akibat dari kemaksiatan dan menyalahi Rasulullah s.a.w.
^ Wahai Ayah ! bagaimanapun juga, jangan biarkan tnangan putrimu berduaan dengan putrimu! Dia masih orang lain bagi putrimu. Tidak halal baginya memegang tangan putri anda ataupun menciumnya, ia juga belum berhak untuk bepergian berdua dengannya. Tunangan putrid anda masih halal meninggalkan putri anda dan menikah dengan perempuan lain.
^ Seorang ayah dibolehkan untuk ikut campur urusan perkawinan anak laki-lakinya. Memang, seorang ayahtidak diperkenankan memaksa anaknya untuk menikahi perempuan yang tidak ia sukai. Namun demikian, seorang anak juga tidak diperbolehkan memilih seorang perempuan yang tidak disukai ayahnya karena bisa saja menantunya itu melanggar syari’at dalam islam, melakukan penyimpangan, melanggar perintah-perintah Allah dan tidak lagi menghiraukan nasehat-nasehat,dan lain-lainnya, yang semua ini tercakup dalam ilmu fiqh.
#Mengikuti perkembangan Anak bahkan hingga Ia dewasa sekalipun
Sebaiknya, kedua orang tua terus mengawasi dan mengikuti perkembangan anak-anak, menasehati, mengingatkan, menunjukkan, dan mendorong mereka untuk berbuat kebaikan dan menjauhi kejelekan, bahkan sampai mereka telah berumaht angga sekalipun. Beginilah orang-orang shalih berbuat :
~ Ibrahim a.s menempuh perjalanan panjang untuk mengetahui keadaan outranya Isma’il a.s., menenangkan dan menasehatinya dengan nasehat-nasehat yang menurutnya bermanfaat bagi Isma’il, baik dalam agamanya maupun dunianya.
~ Nabi Muhammad s.a.w pergi ke rumah putrinya Fatimah r.a, menganjurkan Fathimah dan suaminya untuk melakukan kebaikan.
~ Abu Bakar r.a. mengutus seorang pembantu untuk membantu putrinya setelah menikah.
~ Umar r.a. berwasiat kepada putrinya agar berlaku baik kepada suaminya.

#Mengawasi perkembangan Akhlak Anak
Sebagai orang tua, hendaknya tetap memperingati anak-anak kita, dan menganjurkan orang lain untuk memperingati mereka, dengan cara yang baik agar mereka menjauh dari perbuatan-perbuatan yang keji dan dosa besar, seperti zina, dan dari sesuatu yang mendekatkan pada hal tersebut.
Peringatkan anak-anak kita dari mencuri, ajarkan kepada mereka sifat jujur. Jauhkanlah anak-anak kita dari segala hal yang merusak kesehatan akhlak mereka.
Dengan demikian, si anak akan memiliki banyak tempat mendapat nasehat dan kebaikan. Jika ia tidak menerima dari orangtuanya, mungkin ia akan menerima dari orang lain yang menasehati mereka. Jika yang lain lalai dalam memberi nasehat, maka yang lainnya akan menyempurnakannya.


Pendidikan Terbaik untuk Putra-PutriKu Pendidikan Terbaik untuk Putra-PutriKu Reviewed by dpy on June 08, 2013 Rating: 5

No comments:

dpy
www.dpy.my.id. Powered by Blogger.