menghadapi wawancara kerja dan studi kasus


A.   Wawancara Pembuka
Pada umumnya pada wawancara pembuka, pewawancara akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang singkat dan ringan saja sifatnya. Atau boleh dikatakan, sebenarnya pada bagian ini pewawancara hanya mengajukan pertanyaan untuk sekedar berbasa-basi semata. Tujuan pewawancara dalam hal ini adalah untuk mencairkan suasana tegang, gugup atau kaku pada diri pelamar sehingga pelaksanaan wawancara akan berlangsung dengan akrab dan santai, tanpa kehilangan keseriusan masalah yang akan mereka bahas nantinya.
Hal ini biasanya dilakukan pewawancara, mengingat rata-rata atau kebanyakan pelamar akan merasa tegang, gugup dan nampak kaku pada saat ia memasuki ruangan wawancara dan pada awal berlangsungnya wawancara tersebut. Pewawancara yang baik akan berusaha menenangkan pelamar sehingga jalannya wawancara akan lancar.
Adapun contoh-contoh ucapan atau pertanyaan yang kemungkinan diajukan oleh pewawancara pada bagian pembukaan ini , di antaranya adalah :
1.   Silahkan masuk.
       Please, come in
2.   Silahkan duduk
       Please have a seat
3.   Apakah Anda telah menunggu lama ?
       Have you been waiting long ?
4.   Jam berapakah Anda tadi berangkat dari rumah pagi tadi ?
       What time did you leave home this morning ?
5.   Bagaimanakah keadaan cuaca saat Anda meninggalkan rumah ?
       How was the weather when you left home ?
6.   Apakah Anda mendapat kesulitan untuk menemukan kantor kami ?
       Did you get any difficult in finding our office ?
7.   Apakah Anda datang kesini dengan naik ( menumpang ) kendaraan umum ?.
       Did you come here be public transportation ?
8.   Bagaimana keadaan lalu lintas dari rumah Anda hingga sampai ke kantor kami?
       How was the traffic from your house to our office ?
9.   Apakah Anda siap untuk diwawancarai sekarang ?
       Are you ready to be interviewed now ?
B.        Wawancara Tentang Latar Belakang Pelamar
Latar belakang pelamar  dapat memberikan informasi atau penjelasan yang bisa semakin jelas menggambarkan siapa sesungguhnya pelamar  tersebut. Lewat  jawaban – jawaban, “ apa dan siapa ” sesungguhnya diri pelamar akan nampak terlihat jelas, mengingat pertanyaan-pertanyaan pewawancara langsung menjurus pada diri pelamar  berikut hal-hal yang melatarbelakangi pelamar tersebut.
Oleh karena itu, tujuan pewawancara dengan menanyakan latar belakang pelamar dalam bagian ini adalah untuk mengetahui dan menilai serta memutuskan, apakah pelamar merupakan orang yang cocok dengan pekerjaan yang ditawarkan tersebut. Juga, apakah pelamar dapat bekerja dengan baik jika ia diterima kelak.
Pertanyaan-pertanyaan yang kemungkinan akan ditanyakan oleh pewawancara pada bagian latar belakang pelamar ini, diberikan contoh-contohnya seperti berikut dibawah ini :
Perihal Keluarga ( About Family )
       1.  Siapa nama Anda ?
            What is your name ?
       2.  Di manakah Anda bertempat tinggal ?
            Where do you live ?
       3.  Apakah Anda masih tinggal bersama orang tua Anda ?
            Do you still live with your parents ?
       4.  Apakah anda mempunyai saudara laki-laki dan saudara perempuan ?
            Do you have any brothers and sisters ?
       5.  Apakah pekerjaan ayah Anda ?
            What does your father do ?
       6.  Apakah pekerjaan ibu Anda ?
            What does your mother do ?
       7.  Apakah ibu Anda juga bekerja ?
            Does your mother work too ?
       8.  Apakah pekerjaan saudara laki-laki Anda ?
            What does your brothers do ?
9.   Apakah kakak perempuan Anda juga bekerja ?
            Does your elder sister work too ?
       10.            Di mana adik perempuan Anda bekerja ?
            Where does your younger sister work ?
       11.            Berapa usia Anda ?
            How old are you ?
       12.            Di mana Anda dilahirkan?
            Where were you born ?

C.   Pendidikan dan Pelatihan ( Educational  and Trainning )
Pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan latar belakang sekolah formal dari pelamar, baik dari sekolah dasar (SD) hingga sekolah jenjang atau tingkat terakhir yang dimiliki pelamar.
Seorang pelamar yang belum banyak mempunyai pengalaman kerja sebelumnya, tentu akan ditanya perihal latar belakang pendidikannya ini, karena itulah sumber informasi berharga yang dibutuhkan pewawancara.
Pelatihan adalah pendidikan non formal yang didapat melalui kursus-kursus keterampilan dan lain sebagainya.
Meskipun sebenarnya pelamar telah menuliskan pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal, maupun juga pengalaman kerja yang dimilikinya dalam daftar riwayat hidup ( Curriculum Vitae ). Namun hal itu bukan jaminan bahwa pewawacara tidak akan menanyakan hal tersebut. Malah, justru hal-hal itulah yang biasanya menjadi bahan pertanyaan pewawancara.
Pewawancara memang berhak dan sudah seharusnya merasa perlu untuk mengkonfirmasikan yang telah ditulis pelamar, baik di dalam surat lamaran kerjanya maupun di dalam daftar riwayat hidupnya.
Berikut ini di berikan contoh-contoh pertanyaan pewawancara yang berhubungan dengan pendidikan serta pelatihan yang dimiliki pelamar.

1.   Tolong Anda jelaskan kepada saya, perihal latar belakang pendidikan formal Anda.
       Could you please tell me about your formal educational background.
2.   Saya rasa, sekarang mungkin waktu yang tepat untuk menjelaskan kepada saya perihal pendidikan Anda .
       I think, now might be a good time to tell me about educational program.
3.   Di mana dan kapan anda lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) ?
       Where and when did you graduate from Technical  High School ?
4.   Apa mata pelajaran kesukaan Anda saat di Sekolah  Menengah Kejuruan     ( SMK ) ?
       What  was your  favorite subject when you were studying in Technical  High School ?
5.   Mengapa Anda menyukai mata pelajaran tersebut ?
       Why did you like the subject ?
6.   Mengapa Anda tidak melanjutkan pendidikan Anda hingga ke perguruan tinggi?
       Why did you not continue your education to a University ?
7.   Kursus-kursus apa saja yang pernah Anda ikuti ?
       What courses did you use to take ?
8.   Apakah Anda puas dengan hasil kursus-kursus itu ?
       Are you satisfied whith the result of your courses ?
9.   Di mana Anda belajar computer ?
       Where did you study computer ?
10. Bagaiman pendapat  Anda mengenai lembaga dimana anda kini tengah mengikuti kursus computer itu ?
       What did you think about institution where you are taking computer course ?
11. Berapa lama anda belajar bahasa Inggris ?
       How long did you study English ?
12. Apakah anda masih tetap belajar bahasa inggris pada saat sekarang ini ?.
       Do you still study English at the moment  ?
13. Apakah Anda merasa bahwa keahlian yang telah Anda dapatkan tersebut akan dapat Anda terapkan dalam pekerjaan Anda nantinya ?
       Do you think that the skill you have got could be implemented in your job latter?
14. Apakah Anda mengikuti pelatihan kerja ?
       Did you use to take job training ?
15. Bagaimana pendapat Anda perihal pelatihan kerja itu ?
       What do you think of the job training ?
16. Apakah Anda merasa bahwa pelatihan kerja itu berguna untuk Anda ?.
       Do you think the job training useful for you ?

Studi Kasus:

  1. Seorang wanita muda memasuki ruang wawancara. Pertanyaan pertama diajukan pewawancara. “Bagaimana Anda membedakan majalah X ini dengan majalah wanita lainnya?” Ia menjawab, “Pak, maaf, saya ini sejujurnya enggak pernah baca majalah X ini. Saya baru baca tadi waktu menunggu wawancara.”
Menurut Anda, si pewawancara harus bagaimana? Karena dia bingung bagaimana ada orang mau mengharap mendapat pekerjaan dari sebuah majalah yang tidak pernah ia baca. Yang tidak diketahuinya. Sampai-sampai si pewawancara berpikir apa benar orang di hadapannya ini serius atau bercanda mencari pekerjaan.

  1. Giliran berikutnya, masih seorang wanita muda. Memasuki ruang wawancara dengan mata menerawang seperti kerasukan roh jahat. Seperti bingung dan bengong. Si pewawancara langsung berkomentar, “Anda kok seperti tidak ada di ruangan ini?”. Ia membela diri dengan suaranya yang super lembut. “Saya memang begini, Pak. Banyak orang yang mengatakan hal yang sama kalau pertama kali melihat saya.” O…kesan pertama saja, ya. Memang setelah itu Anda seperti apa?” ia menjawab, “Yaa..biasa aja juga.”, dengan suaranya yang manja.
Menurut Anda, si pewawancara harus melanjutkan wawancaranya dengan gaya seperti apa?

  1. Seorang pria kurus berkacamata memasuki ruang wawancara. Pewawancara bertanya, “Bagaimana Anda bisa meningkatkan pendapatan majalah ini, sementara banyak majalah wanita di pasaran yang sudah eksis cukup lama?” Kemudian ia menjelaskan beberapa eksekusi yang buat si pewawancara sudah terlalu kuno untuk disuarakan di era global ini.
Menurut Anda, bagaimana si pewawancara harus melanjutkan wawancara terhadap pria tersebut? Apakah dia akan mengejar dengan pertanyaan yang lebih detail, atau menghentikan wawancara? Mengapa demikian?


menghadapi wawancara kerja dan studi kasus menghadapi wawancara kerja dan studi kasus Reviewed by dpy on March 28, 2015 Rating: 5

No comments:

dpy
www.dpy.my.id. Powered by Blogger.