Cinta Terlarang


~Coretan ini mewakili kisah sedih seorang gadis yang merajut cinta terlarang~

Untuk kamu, Yang sejatinya bukan milikku.
Apa kabar? Sebentar lagi mungkin kita tak bisa saling jumpa. Mungkin hanya saling sapa sebagai teman yang akan terasa asing.
Iya, aku maklumi itu semua. Aku sangat menghargai kehidupanmu, dan kau? entahlah apakah esok masih peduli dengan keadaanku , hidupku atau tidak.
Mungkin kamu akan bertanya-tanya kenapa aku menulis ini semua?
Jika kau mengira, karena aku ingin mencuri perhatianmu tentu saja jawabannya tidak.
Untuk apa? Lantas jika kau mengira, aku ingin mendramatisir keadaan ini menjadi lebih berkesan itupun tidak. Sama sekali bukan seperti itu.
Aku menulis semua ini hanya karena aku merindukanmu. Pernahkah kau mengalami dan merasakannya juga? Aku harap kau sempat merindukanku walau hanya semalam atau bahkan sekilas saja. Setidaknya kau mengingat bagaimana aku tertawa saat itu lalu menangis di saat ini.
Setidaknya kau mengingat bagaimana susahnya berusaha untuk tegar dan mudahnya menyerah.
Cinta kita hanyalah cinta rahasia. Cinta terlarang. Cinta yang terus tumbuh hanya karena saling memandang dari jauh. Cinta yang terus tumbuh ketika kita mulai bertukar sapa dan senyum. Cinta yang terus tumbuh karena pipiku merona dan detak jantung semakin menderu setiap kali mendengar namamu. Manis, selalu terkenang. Aku masih bisa merasakannya saat itu walaupun hanya sedikit mengingatnya.
Aku masih ingat betapa kagumnya saat pertama kali aku melihatmu. Kita mungkin terlihat canggung. Lalu saling tersenyum sesudahnya.
Aku juga masih sangat mengingat betapa indahnya hujan kala itu. Kau terus melajukan motor mu dengan cepat agar aku tidak basah terkena hujan. Aku hanya bisa bersembunyi sambil mengeratkan pelukan dibalik punggungmu itu. Kau tidak tahu, seberapa banyak aku tersenyum saat itu di belakangmu.
Aku tidak peduli pada saat itu, meskipun sejatinya kau tak kan pernah jadi milikku.
Yang aku tahu aku merasakannya. Hanya aku dan Cukup aku.
Kau juga bukanlah kekasih pertamaku ataupun yang kedua. Tapi percayalah, bahwa kau membuatku mengenal banyak hal untuk pertama kalinya. Kau membuat aku belajar banyak hal untuk pertama kalinya.
Kau orang pertama yang membuatku merasa sangat berharga dan merasa dihargai. Kau bisa membuatku merasakan bahwa aku adalah seseorang yang patut diperjuangkan. Bukan orang yang selalu menunggu, menanti bahkan meminta dan mengemis perhatian.

Untuk kamu, Yang sejatinya bukan milikku.
Maaf aku sempat membuatmu muak dengan sikapku yang kekanak-kanakan. Yang mungkin sering kali mengeluh, yang sering berdrama dengan segala masalah yang ku hadapi. Aku tau aku salah, tapi siapa yang peduli saat itu. Yang aku tau hanya, cinta akan terasa menyakitkan ketika aku harus melepasmu, Itu saja.
Aku ingat, kita memulai dengan cara yang salah. Entah aku, atau kamu. Tapi aku tak ingin menyalahkan siapapun di sini, karena untuk masalah perasaan semua orang pasti akan merasa benar. Meskipun sejatinya penuh kebohongan dan ketidakpedulian. Cukup aku saja yang tau maksud dari kesemuanya.
Perjalanan memang kadang membuat aku melambung tinggi lalu jatuh. Dan terimakasih, kamu telah hadir dan menjadi perjalananku. Hidup kadang terasa manis seperti permen kapas yang aku beli di taman hiburan, tapi ada masanya terasa pahit sama seperti aku yang tidak sengaja menyesap ampas kopi hitam. Dan kamu telah menjadi keduanya di saat yang bersamaan, untuk rasa manis dan pahit. Sekali lagi, terimakasih telah hadir dalam perjalananku. Untuk pernah hadir dalam hidupku meskipun sejatinya bukan milikku. Dan untuk sempat memulai meskipun akhirnya harus kita akhiri.

Untuk kamu, Yang sejatinya bukan milikku. Aku hanya berharap aku dan kamu kelak akan baik baik saja. Kita bahagia bersama, meskipun di jalan yang berbeda.
Dan harapan terakhirku adalah ajari aku untuk bisa melupakanmu dan ikhlas melepasmu, bukan mengajariku untuk semakin mencintaimu. Karena aku masih belum bisa merasa cukup sekarang. Dan aku ingin bisa pergi tanpa beban~
Cinta Terlarang Cinta Terlarang Reviewed by dpy on April 14, 2016 Rating: 5

No comments:

dpy
www.dpy.my.id. Powered by Blogger.